Perusahaan berhasil bertahan dengan menjual sebagian bisnisnya kepada para kreditur seharga 23,5 juta dolar AS (sekitar Rp369,6 miliar) dan membebaskan utang senilai 63 juta dolar AS (sekitar Rp990,7 miliar).
Meski berhasil keluar dari krisis sementara, sebagai bagian dari restrukturisasi global, Tupperware tetap memutuskan untuk menghentikan operasionalnya di banyak negara, termasuk Indonesia.
2. Berawal dari Kaleng Cat, Kini Jadi Ikon Dapur Dunia
Sedikit yang tahu, inspirasi Tupperware berawal dari kaleng cat. Earl Tupper, sang pendiri, terinspirasi membuat wadah plastik kedap udara seperti tutup kaleng cat.
Dari sinilah lahir Wonderlier Bowl, produk pertama Tupperware pada 1947, yang menjadi revolusi dalam penyimpanan makanan.
Material plastik polietilen yang sebelumnya digunakan untuk keperluan militer di Perang Dunia II, dimanfaatkan Tupper untuk membuat wadah makanan yang tahan bocor dan tahan lama. Sejak itu, Tupperware tak hanya jadi pionir wadah dapur, tapi juga simbol efisiensi dan inovasi rumah tangga.
Baca juga: Mengenal piring pelepah pinang yang ramah lingkungan
Baca juga: Perlu dicoba, begini cara membuat sabun cuci piring
3. “Pesta Tupperware” dan Brownie Wise, Perempuan di Balik Kesuksesan Global
Produk inovatif saja tak cukup. Tupperware awalnya kesulitan dipasarkan di toko-toko. Di sinilah Brownie Wise, seorang jenius pemasaran, memainkan peran penting. Ia memperkenalkan konsep Tupperware Party, yaitu pertemuan informal di rumah yang menjadi ajang demonstrasi produk dan sosialiasi.
Model penjualan langsung ini menjadikan Tupperware bagian dari gerakan sosial dan ekonomi perempuan di tahun 1950-an.
