Meski terus berinovasi dan bahkan menjual produk melalui ritel seperti Target di AS, upaya ini tak cukup menahan laju penurunan bisnis secara global.
6. Kesuksesan yang Dibangun Lewat “Pesta di Rumah”
Tupperware mungkin tak akan sukses besar tanpa campur tangan seorang perempuan bernama Brownie Wise. Ia bukan ilmuwan, tapi jagoan pemasaran. Ia menciptakan konsep Tupperware Party—pesta rumahan tempat ibu-ibu berkumpul, mencoba produk, dan berjualan sambil bersosialisasi.
Konsep ini bukan sekadar strategi penjualan, tapi juga bentuk pemberdayaan. Di era 1950-an, ketika perempuan jarang bekerja di luar rumah, menjadi agen Tupperware memberi peluang ekonomi sekaligus ruang sosial yang menyenangkan. Di Indonesia, model ini masih terus digunakan bahkan hingga beberapa tahun terakhir.
Meski kini Tupperware resmi meninggalkan pasar Indonesia, warisannya tetap hidup. Dari dapur nenek, ibu, hingga generasi muda yang sempat mengenalnya lewat bekal sekolah atau pesta rumah, Tupperware akan selalu dikenang.
Baca juga: Jus seledri: Sumber kesehatan alami yang kaya manfaat
Baca juga: 10 manfaat luar biasa air kelapa sebagai minuman olahraga alami
Tak hanya sebagai merek produk rumah tangga, tapi juga sebagai simbol perubahan sosial, inovasi, dan pemberdayaan perempuan.
Dan meskipun wadah plastiknya mungkin akan digantikan, kenangan yang diciptakannya akan terus tersimpan rapi—seperti makanan di dalam Tupperware.
