Dikutip The Guardian, seorang peneliti bernama Ioana Grigoras yang ikut mencoba helm berkata: “Awalnya terasa sesak di kepala, tapi lama-lama nyaman.”
Bisa untuk Penyakit Lain
Tidak hanya Parkinson, helm ini juga mungkin bisa digunakan untuk penyakit lain seperti Alzheimer, depresi, kecanduan, sindrom Tourette, bahkan nyeri kronis. Profesor Charlotte Stagg dari Oxford mengatakan hasil penelitian ini luar biasa. “Gelombang helm bisa sampai ke target dengan akurasi yang luar biasa,” ujarnya.
Baca juga: Awas jika pola tidur berantakan! Risiko stroke meningkat hingga 26 persen
Baca juga: Dokter: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko stroke di usia muda
Proyek helm ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun. Profesor Stagg bercerita: “Saat kami mulai proyek ini, saya sedang hamil anak saya. Sekarang dia sudah berusia 12 tahun. Semoga helm ini bisa dipakai di rumah sakit sebelum dia masuk universitas.”
Para ilmuwan berharap, suatu hari nanti helm ajaib ini bisa menggantikan operasi otak yang rumit, sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan yang lebih aman dan nyaman.
Studi: Helm ultrasonik berpotensi obati penyakit Parkinson tanpa operasi
Kamis, 11 September 2025 21:05 WIB 1142
Ilustrasi. (Tim ANTARA Bengkulu)
