Kota Bengkulu (ANTARA) - Para ilmuwan dari Inggris menemukan sebuah helm ajaib yang bisa membantu orang dengan penyakit Parkinson dan masalah otak lainnya. Penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature Communications dan dilakukan oleh peneliti dari University College London (UCL) dan Universitas Oxford.
Helm ini berbeda dengan helm biasa. Ia bisa mengirim gelombang ultrasound (mirip suara yang sangat tinggi) untuk menargetkan bagian otak yang sangat kecil — bahkan 1.000 kali lebih kecil daripada mesin USG biasa di rumah sakit.
Apa itu Parkinson?
Penyakit Parkinson adalah penyakit pada otak yang membuat orang jadi susah bergerak. Penderitanya bisa mengalami tangan gemetar, badan kaku, dan sulit bergerak cepat. Hal ini terjadi karena otak mereka kekurangan zat bernama dopamin, yang biasanya membantu tubuh bergerak dengan lancar.
Baca juga: Mengenal deteksi dini stroke lewat pemeriksaan TCD
Baca juga: Dokter: Pecah pembuluh darah bisa dicegah bahkan yang pernah mengalami stroke
Selama ini, orang dengan Parkinson bisa menjalani operasi otak dengan alat khusus bernama DBS (Deep Brain Stimulation). Tapi operasi ini rumit karena dokter harus memasang kabel ke dalam otak.
Dengan helm ultrasonik baru, tidak perlu operasi. Helm akan mengirimkan getaran mekanis langsung ke bagian otak tertentu. Saat diuji coba pada tujuh orang, helm ini bisa menargetkan area otak seukuran sebutir beras dengan sangat tepat.
Dikutip The Guardian, seorang peneliti bernama Ioana Grigoras yang ikut mencoba helm berkata: “Awalnya terasa sesak di kepala, tapi lama-lama nyaman.”
Bisa untuk Penyakit Lain
Tidak hanya Parkinson, helm ini juga mungkin bisa digunakan untuk penyakit lain seperti Alzheimer, depresi, kecanduan, sindrom Tourette, bahkan nyeri kronis. Profesor Charlotte Stagg dari Oxford mengatakan hasil penelitian ini luar biasa. “Gelombang helm bisa sampai ke target dengan akurasi yang luar biasa,” ujarnya.
Baca juga: Awas jika pola tidur berantakan! Risiko stroke meningkat hingga 26 persen
Baca juga: Dokter: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko stroke di usia muda
Proyek helm ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun. Profesor Stagg bercerita: “Saat kami mulai proyek ini, saya sedang hamil anak saya. Sekarang dia sudah berusia 12 tahun. Semoga helm ini bisa dipakai di rumah sakit sebelum dia masuk universitas.”
Para ilmuwan berharap, suatu hari nanti helm ajaib ini bisa menggantikan operasi otak yang rumit, sehingga pasien bisa mendapatkan pengobatan yang lebih aman dan nyaman.
