Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pengukuran kedalaman alur masuk Pelabuhan Pulau Baai atau disebut "sounding" akan memperjelas status alur tersebut yang saat ini masih menjadi polemik.
"Sounding akan dilakukan Rabu (29/8) untuk memperjelas status kedalaman alur sehingga tidak menjadi polemik," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu Eko Agusrianto di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan kandasnya kapal tongkang bermuatan batu bara di pintu alur beberapa waktu lalu tidak dapat dijadikan kesimpulan tentang kondisi alur.
Selain itu menurutnya, tidak semua orang berkompeten untuk mengeluarkan pernyataan tentang kondisi alur.
"Administrator pelabuhan yang berkompeten mengumumkan kedalaman alur dan itu akan dilakukan saat sounding dua hari lagi," tambahnya.
Menurut Eko, sesuai keterangan Adpel dan PT Pelindo II Bengkulu yang bertanggungjawab mengatasi pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai akibat sedimentasi pasir, kedalaman alur saat ini mencapai 11 Low Water Springs (LWS).
Dengan kedalaman alur masuk pelabuhan tersebut, kapal berbobot 40 ribu ton dapat merapat ke kolam pelabuhan.
General Manager Pelindo II Bengkulu Nurhikmat mengatakan Pelabuhan Pulau Baai dapat dimasuki kapal berbobot besar yaitu mencapai 40 ribu ton.
"Sudah pernah dicoba beberapa pekan lalu kapal angkutan batu bara berkapasitas 40 ribu ton sudah melakukan kegiatan di dermaga khusus batu bara," katanya.
Namun pada muat perdana kapal besar itu hanya diisi 33.000 ton akibat keterbatasan stok batu bara yang akan diangkut.
Ia mengatakan, masuknya kapal berbobot besar itu karena kedalaman alur masuk pelabuhan sudah mencapai 11 air pasang terendah (LWS).
Kedalaman alur itu baru saja dikeruk pada pemeliharaan rutin 2012 yang sebelumnya hanya kedalaman minus 10 meter LWS.
Ke depan pelabuhan pulau Baai Bengkulu mampu melayani kapal batu bara berbobot besar langsung muat di dermaga khusus dan tidak melakukan kegiatan di sekitar Pulau Tikus. (ANT)