Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Para petani di Kota Bengkulu mengeluhkan penurunan secara drastis debit air irigasi dari Danau Dendam Tak Sudah akhir-akhir ini yang mengakibatkan tanaman padi gagal tumbuh.
"Biasanya kemarau di atas tiga bulan baru debit air dari danau itu berkurang, sekarang baru satu bulan ribuan hektare areal persawahan di daerah itu kekurangan air," kata Ketua Kelompok Petani Pemakai Air Kota Bengkulu Ibnu Hafaz di Bengkulu, Jumat.
Ia memperkirakan, penurunan debit air irigasi teknis itu akibat kawasan hutan Cagar Alam Dusun Besar (CADB) di bagian hulu Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) telah gundul.
Untuk mengembalikan debit air satu-satunya sumber irigasi teknis ribuan hektare sawah petani di beberapa kelurahan dalam Kota Bengkulu, pemerintah daerah setempat secepatnya menghijaukan kawasan itu.
"Kami juga bersedia dilibatkan untuk menghijaukan kawasan hutan yang gundul itu karena dampaknya sangat besar bagi kelanjutan areal persawahan," katanya.
Para kelompok tani suah mengusulkan kepada pemerintah daerah agar secepatnya dilakukan penghijauan di kawasan cagar alam tersebut guna mengatasi kekeringan areal persawahan saat musim kemarau.
Ia mengharapkan, sebelum melakukan penghijauan, Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemkot Bengkulu juga harus membongkar jalan aspal yang melintas di kawasan cagar alam tersebut.
"Jalan di kawasan DDTS harus segera dibongkar agar akses para perambah yang ingin merusak cagar alam bisa ditutup sehingga kerusakan lebih parah bisa dicegah," katanya.
Keberadaan jalan dalam kawasan cagar itu, katanya, pemicu kerusakan kawasan hutan cagar alam tersebut. "Dengan demikian harus dibongkar, baru dilakukan penghijauan agar daerah tangkapan air di kawasan DDTS bisa berfungsi secara maksimal," katanya.
Sejak jalan itu dibangun pada awal 1990, banyak perambah menebangi hutan lalu menanaminya dengan kelapa sawit serta tanaman lainnya yang mengakibatkan debit air di DDTS terus berkurang. "Sehingga ratusan hektare sawah kekeringan saat musim kemarau," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi mengatakan, saat ini 450 hektare tanaman padi terancam gagal tumbuh karena kekurangan pasokan air irigasi.
Debit air irigasi dari DDTS sudah makin kritis, sehingga berpengaruh besar kepada kelanjutan pertanian sawah di areal ribuan hektare di daerah itu. "Hal itu tidak mampu diatasi dengan sistem pompanisasi karena areal sawah petani cukup luas, salah satunya kembali menghijaukan kawasan hutan pada cara alam di bagian hulu danau tersebut," ujarnya.(mhe*Z005)