Bengkulu (ANTARA) - Komunitas Peduli Pantai Panjang mengungkapkan keprihatinan atas perilaku tak terpuji sebagian masyarakat yang menganggap bahwa laut adalah tempat pembuangan sampah.
"Sampah-sampah yang berserak di wilayah pantai dan laut sebagian besar dari limbah rumah tangga," kata anggota Komunitas Peduli Pantai Panjang, Cindy Puspa di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan jenis sampah yang ditemui anggota komunitas di pesisir tersebut mulai dari bungkus makanan hingga bekas popok bayi.
Ia mengatakan bahwa saat hujan deras, sampah-sampah yang berserakan khususnya di Pantai Tapak Paderi akan meluap kembali ke selokan di permukiman warga.
Karena itu, pihaknya sering melakukan aksi bersih pantai, namun semakin dibersihkan sampahnya semakin banyak.
Mereka berharap kesadaran masyarakat tumbuh untuk menjaga pesisir dan laut serta menggantikan tabiat kurang terpuji yaitu membuang sampah ke laut.
"Laut bukan tempat sampah karena laut itu juga ekosisten kehidupan di mana kita bergantung pada laut untuk mendapatkan ikan," ucapnya.
Ditambahkan Cindy bahwa anggota komunitas sebanyak 60 orang tidak akan sanggup membersihkan sampah-sampah tersebut selama masyarakat masih menambah sampah setiap hari.
Selain di Tapak Paderi sampah-sampah juga banyak berserakan berada diwilayah Pantai Jakat. Namun sebagian sampah yang berada di wilayah Pantai Jakat diduga berasal dari pengunjung.
Lebih lanjut Cindy mengatakan pemerintah harus turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan pokok dengan mengedukasi masyarakat dan menerapkan aturan dan sanksi dalam peraturan daerah tentang sampah.
Sampah rumah tangga masih dibuang ke laut Bengkulu
Sabtu, 15 Juni 2019 9:27 WIB 5114