Bengkulu (Antara Bengkulu) - Puluhan mahasiswa dan pedagang yang
tergabung dalam gerakan mahasiswa dan pedagang anti relokasi atau
"Gempar", menggelar aksi simpatik di Simpang Lima Kota Bengkulu
memperingati hari lahir Pancasila, Sabtu sore.
Dalam orasinya, mahasiswa dan pedagang menuntut jaminan hukum untuk
berusaha atau berdagang di Jalan KZ Abidin II Kota Bengkulu dengan
aman.
"Sesuai dengan sila ke-lima Pancasila bahwa keadilan sosial adalah
milik seluruh rakyat Indonesia, termasuk pedagang subuh," kata
koordinator aksi, Pramesti Ayu Kusdinar.
Para mahasiswa dan pedagang pasar subuh yang terancam relokasi ke
Pasar Barukoto menuntut Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan berpihak kepada
pedagang dengan memberikan jaminan hukum bagi para pedagang pasar subuh.
Ia mencontohkan di daerah lain, banyak kepala daerah yang berpihak
kepada pedagang tradisional dibanding menggaet investor yang membangun
mall dan pusat-pusat perbelanjaan modern.
"Pedagang ini juga memiliki hak untuk sejahtera dan negara
seharusnya memberikan jaminan bagi mereka untuk menjalankan usahanya,"
katanya.
Koordinator Komunitas Lentera Atma Yuda yang turut dalam aksi
tersebut mencontohkan kebijakan Wali Kota Solo yang memberikan
kedaulatan kepada pedagang untuk menggunakan ruang berdagang subuh.
"Sekarang tergantung niat dan kebijakan, kalau memang berpihak
kepada pedagang pasti kebijakannya juga melindungi pedagang, bukan
sebaliknya," katanya.
Memperingati hari lahir Pancasila menurut Yuda menjadi momentum
baik bagi pemimpin daerah untuk kembali merefleksikan nilai-nilai luhur
Pancasila.
Terutama menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat
Indonesia, terutama para pedagang yang hidupnya bergantung pada usaha
berjualan di lokasi itu setiap subuh.
"Kalau memang ada profesi lain yang lebih baik, tidak mungkin
mereka memilih bangun pukul 02.00 WIB subuh untuk berjualan saat
sebagian orang masih terlelap tidur," katanya.
Sementara salah seorang pedagang pasar subuh, yang setiap hari
berjualan ayam potong, Mina mengharapkan mereka tidak diusir atau
direlokasi ke Pasar Barukoto.
"Kalau pindah, pelanggan kami juga keberatan karena kalau ke Pasar
Barukoto mereka lebih jauh dan harus dua kali naik angkot," katanya.
Menurutnya, berjualan saat subuh samasekali belum mengganggu
ketertiban umum dan pedagang sudah sepakat untuk membersihkan lapak
berjualan sebelum pukul 08.00 WIB sesuai instruksi Wali Kota.
Para pedagang kata dia mengharapkan adanya payung hukum yang
melindungi aktivitas mereka di pasar subuh sehingga tidak selalu
dihantui penggusuran.(Antara)
Mahasiswa dan pedagang peringati hari lahir Pancasila
Sabtu, 1 Juni 2013 18:22 WIB 2620