Ipuh, Bengkulu (Antara Bengkulu) - Kawasan ekowisata habitat bertelur
penyu di Desa Retak Ilir Kecamatan Ipuh Kabupaten Bengkulu Utara,
Provinsi Bengkulu membutuhkan dukungan fasilitas, terutama jalan.
"Desa kami memang diproyeksikan sebagai kawasan ekowisata
konservasi penyu, tapi kondisi jalan sangat memprihatinkan," kata tokoh
masyarakat Desa Retak Ilir, Fauzan Zulfikar di Ipuh, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu saat menyampaikan aspirasinya kepada dua
anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang menggelar reses atau jaring aspirasi
di wilayah itu.
Kondisi jalan yang rusak parah dan penuh lubang menurutnya, membuat
kawasan itu sulit untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata.
"Terutama aktivitas masyarakat juga terganggu, karena jalan menjadi
kebutuhan vital untuk menggerakkan roda perekonomian," tambahnya.
Menurutnya sudah 32 tahun tidak ada perbaikan jalan di desa mereka,
sehingga saat ini kondisinya sangat parah, terutama saat musim hujan,
lubang-lubang besar digenangi air, mirip kubangan ternak.
Masyarakat kata dia sangat mengharapkan adanya perbaikan jalan
sehingga aktifitas masyarakat lancar dan pengembangan ekowisata di desa
itu juga terealisasi.
"Padahal Bupati juga sudah beberapa kali masuk ke desa kami, untuk merilis anak penyu ke laut," tuturnya.
Zulfikar mengatakan panjang jalan hanya 2,5 kilometer, sehingga kawasan itu mudah dijangkau.
Menurut Camat Ipuh, Hariyadi jalan Desa Retak Ilir merupakan salah satu jalan yang kondisinya paling rusak di wilayah itu.
"Ada lima desa yang membutuhkan perbaikan jalan dengan cepat,
selain Retak Ilir, juga Desa Manunggal Jaya, Tanjung Medan, Tirta Mulya
dan Tanjung Jaya," paparnya.
Ia mengharapkan anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari daerah
pemilihan Kabupaten Mukomuko, yakni Burhandari dan Inzani Muhammad dapat
memperjuangkan anggaran pembangunan jalan desa tersebut.
Menanggapi hal ini anggota DPRD Provinsi Bengkulu Inzani Muhammad
mengatakan pembangunan jalan desa merupakan keluhan di hampir setiap
reses atau jaring aspirasi.
"Hampir di seluruh desa yang kami datangi, keluhannya sama, yaitu masalah jalan, karena fungsinya sangat vital," ujarnya.
Menurutnya jalan yang diusulkan masyarakat itu merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Mukomuko.
Aspirasi masyarakat kata dia akan disampaikan ke Bupati Mukomuko, Ichwan Yunus. (Antara)
"Kalau Pemerintah Kabupaten Mukomuko tidak sanggup mengalokasikan
anggaran perbaikan jalan itu maka dapat diajukan surat ke provinsi
sehingga kami anggarkan dari APBD provinsi," katanya.
Wisata konservasi penyu butuh dukungan infrastruktur
Minggu, 30 Juni 2013 17:36 WIB 1372