Jakarta (ANTARA) - Menciptakan perubahan yang dirasakan oleh masyarakat akar rumput merupakan keniscayaan. Perubahan itulah yang tengah diupayakan oleh Pemerintah melalui pelibatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam hilirisasi.
Presiden Joko Widodo tak henti-hentinya menyuarakan tekad Indonesia melakukan hilirisasi demi mendapatkan nilai tambah dalam rantai produksi.
Baik pada pidato kenegaraan menjelang Hari Kemerdekaan, pidato Pembukaan Rakernas XVIII HIPMI Tahun 2023, hingga dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia berhak untuk menyejahterakan rakyatnya melalui hilirisasi.
Secara spesifik, dalam pidato Pembukaan Rakernas XVIII HIPMI Tahun 2023, orang nomor satu di Indonesia itu menegaskan bahwa hilirisasi bukan untuk perusahaan yang besar-besar saja. Bukan untuk nikel saja. Bukan urusan tambang tembaga saja.
“UKM pun harus kita industrialisasikan, harus menghilirisasikan semua produk yang masih mentahan,” kata mantan pengusaha mebel dan perkayuan tersebut.
Presiden murni sipil pertama yang dipilih langsung oleh rakyat itu menyerukan agar para pelaku UMKM tidak membiarkan bahan-bahan mentah diekspor secara terus menerus.
Jokowi berpesan kepada masyarakat agar mengolah bahan mentah itu menjadi barang jadi maupun setengah jadi. Pengolahan tersebut akan meningkatkan nilai jual, yang lantas berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tak dapat dimungkiri bahwa hilirisasi bernapaskan peningkatan nilai jual. Jokowi memaparkan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 berada di angka Rp71 juta. Angka tersebut dibidik akan meningkat dua kali lipat menjadi Rp153 juta (sekitar 10.900 dolar AS) dalam 10 tahun ke depan, Rp217 juta (sekitar 15.800 dolar AS) pada 15 tahun mendatang, dan Rp331 juta (sekitar 25.000 dolar AS) pada 22 tahun nanti.
Guna mewujudkan Indonesia Emas 2045, pemerintah menciptakan berbagai program untuk memfasilitasi keterlibatan UMKM secara khusus.
Bantuan Pemerintah
Jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendirian. Jika ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama-sama. Pepatah tersebut menjadi bekal dalam menempuh perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.