Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, Bengkulu, menyatakan akan memaksimalkan pengairan lahan sawah tadah hujan seluas 260 hektare untuk mengantisipasi kekeringan akibat musim kemarau.
"Untuk program jangka panjang nanti kita programkan penambahan sumur bor di areal persawahan yang luas itu. Kini ada tiga titik sumur bor, tentu belum memadai untuk areal 260 hektare. Untuk itu kita tambah titiknya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mukomuko Abdiyanto di Mukomuko, Jumat.
Hal itu dikemukan terkait solusi mengatasi kekeringan lahan sawah tadah hujan seluas 260 hektare setiap musim kemarau di wilayah Kecamatan Ipuh.
Untuk program jangka menengah, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak, terkait termasuk Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII, tentang bagaimana ada embung dan pompa air menggunakan kincir air.
Ia menargetkan lahan sawah seluas 260 hektare yang selama ini tadah hujan menjadi lahan sawah yang tidak tadah hujan.
"Harapan kita ada perbaikan jalur irigasi yang berada dalam lokasi lahan sawah tadah hujan di wilayah Kecamatan Ipuh," ujarnya.
Sedangkan solusi jangka pendek untuk mengatasi kekeringan lahan sawah tadah hujan di wilayah Kecamatan Ipuh, kata dia, dengan menggunakan mesin pompa air yang berfungsi menyedot air dan mengalirkan ke lahan sawah.
"Kita telah menyalurkan mesin pompa air sebanyak lima unit kepada petani di Kecamatan Ipuh guna mengatasi kekeringan lahan persawahan seluas 260 hektare di wilayah tersebut," ujarnya.
Sebanyak lima mesin pompa air, kata dia, merupakan bantuan dari tiga perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit, pemerintah provinsi, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Tiga perusahaan yang memberikan bantuan mesin pompa air ini berada dekat dengan wilayah yang terdampak kekeringan saat musim kering sekarang ini," ujarnya.
Tiga perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang memberikan bantuan mesin pompa air yakni PT Alno, PT Daria Dharma Pratama (DDP), dan PT Gajah Sawit Sakti (GGS).
Perusahaan itu juga memberi bantuan selang sepanjang 2.000 meter dan dana operasional sebesar Rp40 juta untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dan biaya menjaga mesin pompa air tersebut.