Survei tersebut juga mengukur tingkat penerimaan publik terhadap para capres dan cawapres Pemilu 2024 dengan elektabilitas terbuka, respoden ditanyakan siapa tokoh yang akan dipilih jika hari ini pilpres dilaksanakan, tokoh paling tinggi yang dipilih responden adalah Prabowo Subianto 35,1 persen.
“Pada pertanyaan terbuka, Prabowo Subianto menjadi tokoh paling banyak dipilih sebagai presiden apabila pemilih presiden dilakukan hari ini dengan 35,1 persen,” katanya.
Setelah Prabowo, disusul Anies Baswedan 18,2 persen, dan Ganjar Pranowo 18 persen. Sisanya nama-nama tokoh lain mendapat persentase di bawah 10 persen.
Baca juga: Gerindra sambut baik dukungan Bobby Nasution pada Prabowo dan Gibran
Tingkat elektabilitas Prabowo di bulan November ini meningkat dibandingkan bulan September 2023, yakni di angka 26,8 persen, demikian pula dengan Anies Baswedan terdapat peningkatan dari bulan September 14,4 persen, sedangkan Ganjar Pranowo mengalami penurunan di bulan Oktober ini.
“Penurunan terjadi pada elektabilitas terbuka Ganjar Pranowo, sebelumnya 23,8 persen menurun menjadi 18 persen di bulan ini,” kata Hartanto.
Untuk elektabilitas cawapres setelah masing-masing capres mengumumkan cawapresnya mengalami peningkatan elektabilitas cukup singnifikan dari ketiga pasangan calon.
“Bisa dibilang Gibran tokoh cawapres paling tinggi, di mana pada survei sebelumnya (September 2023) hanya 1,5 persen kemudian menjadi 25,9 persen. Di urutan kedua Mahfud MD 16,3 persen, dan Muhamimin Iskandar 12,3 persen,” katanya.
Baca juga: Prabowo sebut sudah susun "masterplan" bersama tim Jokowi
Menurut Hartanto, cawapres sudah menjadi konsumsi publik terkait presepsi publik tingkat keterpilihannya tinggi. Dari simulasi tiga tokoh capres/cawapres, saat ditanyakan kepada respoden mana yang akan dipilih jika saat ini pilpres, publik memiliki 43,1 persen pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, 23 persen pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan 22,3 persen pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
“Dilihat dari angka ini, cukup jauh ranking satu dan dua, ini menjadi satu pekerjaan rumah bagi masing-masing kandidat bisa menjaga stabilitas suara atau meningkatkan, menyusul perolehan elektabilitas pasangan yang lainnya,” kata dia.