Mukomuko (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengimbau masyarakat, terutama pemilik bangunan toko di pinggir pantai, menjauh dari pantai saat terjadi gelombang pasang.
"Pada intinya kami mengimbau kepada masyarakat atau pemilik warung ketika kita melihat gelombang pasang tinggi harus waspada, hati-hati, kita jangan berada di lokasi untuk mengurangi risiko yang terjadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mukomuko Ruri Irwandi di Mukomuko, Rabu.
Pihaknya pada Selasa (4/6), menurunkan personel untuk mengecek lokasi bangunan dan jalan terdampak gelombang pasang di sepanjang Pantai Air Punggur, Kecamatan Kota Mukomuko.
Berdasarkan hasil pengecekan itu, sedikitnya 12 bangunan yang terdiri atas kios atau warung, tempat usaha sekaligus tempat tinggal, rusak akibat diterjang gelombang pasang.
Sebanyak 12 bangunan yang terdampak gelombang pasang, dua bangunan yang mengalami rusak parah, dan sisanya rusak ringan.
Berdasarkan laporan itu, instansinya menindaklanjuti dan menyampaikan surat kepada pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu.
"Kami berharap mereka meninjau ke lokasi sehingga secara teknis penanganannya seperti apa, karena itu mengancam jalan lintas dan pengendara," ujarnya.
Pihaknya melaporkan kejadian abrasi di pinggir pantai hingga air meluap ke badan jalan.
Selain itu, ia mengimbau, pengendara kendaraan untuk tetap waspada karena sekarang ini gelombang laut tinggi.
Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Mukomuko Ahmad Hidayat Syah mengatakan dua bangunan warung atau kios yang mengalami rusak parah akibat gelombang pasang tersebut milik Inas (32) dan Nanda (35), warga asal Padang yang sudah lama tinggal di daerah ini.
Ia mengatakan korban Inas tinggal di bangunan warung itu berdua dengan anaknya, sedangkan Nanda tinggal bersama istri dan dua anaknya.
Ia mengatakan oleh karena dua di antara 12 bangunan tersebut mengalami rusak parah sehingga dua keluarga ini mengungsi ke rumah keluarganya.
"Meskipun mereka berasal dari Padang, Sumatera Barat, namun mereka sudah lama tinggal di daerah ini, dan mereka juga ada keluarga untuk tempat mengungsi," ujarnya.