Kasi Ops Pemadam dan Penyelamatan Damkar Kota Bengkulu Limpriyadi di Bengkulu, Selasa, menerangkan hal tersebut dilakukan guna menekan risiko kebakaran lahan yang mengalami peningkatan selama musim kemarau yang terjadi di wilayah tersebut.
"Dalam beberapa pekan terakhir, fenomena musim kemarau yang melanda wilayah ini berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran lahan, yang dapat berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujar dia.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim kemarau serta meminta warga untuk melaporkan semua tanda-tanda jika terjadi kebakaran ke Damkar Kota Bengkulu guna mencegah terjadinya kerusakan akibat kebakaran yang lebih luas.
Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan tim respons cepat dan peralatan yang memadai untuk menangani kebakaran yang mungkin terjadi selama musim kemarau di wilayah Kota Bengkulu.
"Kepada seluruh warga Kota Bengkulu, diimbau untuk selalu memperhatikan petunjuk dan informasi yang diberikan oleh pihak berwenang demi menjaga keselamatan dan keberlanjutan lingkungan," katanya.
Sebab, kata Limpriyadi, penanganan kebakaran lahan merupakan tanggung jawab bersama, dan kewaspadaan serta kerja sama dari seluruh masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana tersebut.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bengkulu menerangkan bahwa Provinsi Bengkulu saat ini tengah memasuki musim kemarau dan diperkirakan terjadi hingga akhir Agustus 2024.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar menjelaskan kondisi geografis Bengkulu memiliki pola cuaca tersendiri, sehingga menyebabkan perbedaan dengan kondisi cuaca secara nasional.
"Untuk wilayah Provinsi Bengkulu diprediksi musim kemarau berlangsung hingga satu bulan ke depan. Fenomena ini dipengaruhi oleh kehadiran monsun Australia yang kuat memasuki wilayah Bengkulu," sebut dia.*