Di tingkat komunitas, seperti yang penulis alami, aksi nyata ini terwujud dalam pembagian sembako dan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi yang membutuhkan, serta gotong royong menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah banjir.
Seruan aksi nyata ini selaras dengan Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Deklarasi tersebut menyoroti krisis dehumanisasi yang tercermin dalam berbagai konflik global dan krisis iklim sebagai masalah mendesak yang perlu diatasi bersama oleh seluruh umat beragama.
Deklarasi ini menegaskan bahwa nilai-nilai agama adalah sumber solusi atas tantangan global, mulai dari dehumanisasi, perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial.
Paus dan Imam Besar Masjid Istiqlal menyerukan umat lintas-agama untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan melestarikan lingkungan. Seruan ini sejalan dengan Ensiklik Laudato Si' dari Paus Fransiskus yang menghubungkan iman Kristiani dengan tanggung jawab ekologis dan menyerukan "pertobatan ekologis," mengajak semua orang untuk menjaga alam sebagai warisan yang layak bagi generasi mendatang.
Sebagai aksi nyata dan dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025, Menteri Agama Nasaruddin Umar mencanangkan penanaman sejuta pohon Matoa pada 22 April sebagai aksi nyata Penguatan Ekoteologi, salah satu Program Prioritas Kementerian Agama 2025-2029.
Diharapkan, aksi nyata ini dapat meningkatkan kesadaran umat beragama dalam merawat lingkungan.
Paskah menjadi salah satu landasan spiritual yang kuat bagi umat Kristiani untuk memperkokoh cinta kasih terhadap sesama dan alam. Tindakan konkrit dibutuhkan sebagai aksi nyata.
Hidup beragama kita menjadi berdampak sosial. Perayaan ini mengingatkan bahwa seluruh ciptaan adalah bagian dari rencana keselamatan Allah. Selamat Paskah.
*) Pormadi Simbolon, Alumnus STF Driyarkara, Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Banten
