Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah meningkatkan pengawasan bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.
"Saat ini wilayah Kabupaten Rejang Lebong sudah memasuki musim kemarau, sehingga kemungkinan bahaya kebakaran di pemukiman warga, hutan dan, lahan, bisa kapan saja terjadi," kata Kepala Damkar Rejang Lebong Ferry Najamudin saat dihubungi di Rejang Lebong, Senin.
Dia menjelaskan pada musim kemarau seperti ini sangat rawan terjadi bahaya kebakaran di pemukiman juga lahan kosong, hutan, maupun perkebunan warga, akibat daun dan ranting kering, serta teriknya matahari sehingga mudah terbakar.
Pada musim kemarau seperti ini, kata dia, cuaca panas disertai angin kencang jika terjadi kebakaran penyebaran cukup cepat.Untuk itu warga diminta untuk tidak sembarangan membakar sampah atau daun kering.
Sejauh ini belum ada laporan kasus kebakaran hutan dan lahan yang mereka terima. Kendati demikian pihaknya terus meningkatkan patroli dan juga menyiagakan lima pos, pertama di markas Damkar Rejang Lebong dan empat pos lainnya tersebar dalam empat kecamatan.
"Sedangkan untuk armada yang kita siapkan sebanyak 12 unit, dimana untuk pos kecamatan ada satu unit armada dan selebihnya di markas Damkar Rejang Lebong," jelasnya.
Armada damkar yang mereka miliki terdiri atas sembilan Mobil Pemadam Kebakaran (MPK), tiga mobil tangki yang berfungsi penyuplai air, dan empat sepeda motor pemadam kebakaran.
Kemudian personel yang disiagakan sebanyak 140 orang tersebar di markas Damkar Rejang Lebong di Kota Curup dan empat Pos Damkar di Kecamatan Sindang Kelingi, Padang Ulak Tanding, Kota Padang, dan Bermani Ulu Raya.
Adapun daerah rawan karhutla di Kabupaten Rejang Lebong ini, kata dia, berada dalam beberapa kecamatan di wilayah Lembak, seperti Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kota Padang, Sindang Beliti Ulu, dan Sindang Beliti Ilir, karena iklim lebih panas dari kecamatan lainnya di Rejang Lebong.
Sementara itu kebakaran hutan dan lahan juga sering terjadi di Kecamatan Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya, dimana wilayah ini terdapat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
