Mukomuko Bengkulu (ANTARA) - Data Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengungkapkan pendapatan kotor nelayan tradisional di daerah ini minim hanya sekitar Rp20 juta per tahun.
"Nelayan yang memperoleh pendapatan rata-rata Rp20 juta per tahun atau sekitar Rp1,6 juta per bulan merupakan nelayan yang ikut perahu orang lain," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Warsiman di Mukomuko, Kamis.
Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko memperoleh data pendapatan nelayan tersebut berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan bantu (PPB) yang tersebar di sejumlah wilayah daerah ini.
Kemudian, data tersebut dimasukkan dalam aplikasi yang berfungsi untuk mendaftarkan nelayan mendapat Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka) dari Kementerian Kelautan dan Perikana RI.
Dia mengatakan, selama ini pendapatan nelayan setempat tidak tetap. Pendapatan nelayan itu dipengaruhi oleh ada atau tidak musim ikan.
Ketika sedang musim ikan, maka nelayan dalam satu minggu atau satu bulan mendapatkan penghasilan yang cukup besar, tetapi pada bulan berikutnya terjadi penurunan karena minim hasil tangkap.
Untuk itu, pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan setiap tahun memberikan bantuan peralatan perikanan tangkap guna meningkatkan pendapatan nelayan.
Dia menyebutkan, tahun ini sebanyak 18 kelompok usaha bersama (KUB) nelayan di daerah ini yang menerima bantuan sarana perikanan tangkap dari pemerintah daerah.
Sebanyak 18 kelompok nelayan yang menerima bantuan yang tersebar mulai dari Kecamatan Air Rami sampai Desa Pasar Sebelah.
Sedangkan anggaran untuk membeli sarana perikanan tangkap tahun ini sebesar Rp1,3 miliar.
Dari DAU sebesar Rp1,3 miliar tersebut untuk membeli sebanyak dua unit perahu fiber, sebanyak 26 unit mesin tempel, sebanyak 10 paket jaring, sebanyak 36 baju pelampung.
Bantuan sarana perikanan tangkap ini selain untuk meningkatkan pendapatan nelayan serta untuk meningkatkan produksi perikanan di daerah ini.
