Bengkulu (Antara Bengkulu) - Seekor harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae) terkena jerat dan kemudian diselamatkan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu dari Desa Talangsebaris, Kecamatan Airpriukan, Kabupaten Seluma, Bengkulu membutuhkan perawatan intensif.
"Lukanya cukup parah, terutama kaki bagian belakang sehingga tidak bisa berdiri tegak," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sudjatmiko di Bengkulu, Rabu.
Sejak diselamatkan petugas BKSDA pada akhir Februari 2013, satwa langka terancam punah itu sudah mendapat perawatan dokter satwa di BKSDA.
Pemeriksaan sementara, dua kaki belakang hewan dilindungi itu terancam lumpuh meskipun kondisi kesehatannya mulai membaik.
"Saat diselamatkan, kondisi harimau itu sangat lemas, pemicunya diduga luka pada leher yang cukup serius," katanya.
Keterbatasan peralatan di BKSDA Bengkulu membuat perawatan tidak optimal sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit khusus satwa di Pulau Jawa.
Anggoro mengatakan kaki satwa itu perlu dirontgen.
Pihaknya sudah menyurati Kementerian Kehutanan tentang perlunya perawatan intensif terhadap harimau betina itu.
"Surat kami ke Kementerian sudah dijawab, besok (7/3) akan ada petugas dari pengelola rumah sakit satwa untuk melihat kondisinya," katanya.
Harimau betina yang diperkirakan berusia tiga hingga empat tahun itu diberi nama Tesa, yakni singkatan dari Desa Talangsebaris, lokasi penyelematan satwa tersebut.
Berdasarkan pantauan, harimau yang dirawat di Kantor BKSDA Bengkulu itu terlihat kurus dengan bagian kaki yang terluka.
"Tiap pagi dan sore menghabiskan lima hingga enam kilogram daging ayam atau daging sapi," kata seorang petugas yang sedang memberi makan harimau itu, Riko. (ANT)