Bengkulu (Antara) - Kantor Basarnas Kota Bengkulu mendirikan posko pencarian korban tenggelam terseret ombak Pantai Panjang, Fridolin Marpaung, Sabtu.
"Tim sudah menyiapkan peralatan untuk mendirikan posko pencarian, karena sampai saat ini korban belum ditemukan," kata Hendra dari Kantor Basarnas Bengkulu.
Ia mengatakan dua kapal sudah diterjunkan ke pesisir Pantai Panjang untuk mencari korban tenggelam itu.
Selain dua kapal tersebut, timnya juga menurunkan penyelam untuk menyisir Pantai Panjang, lokasi tenggelamnya korban.
"Kami berusaha menyisir sore ini sebelum gelap, karena kalau malam akan sulit mencari korban," tuturnya.
Fridolin Marpaung, mahasiswa Universitas Sriwijaya, Palembang tenggelam saat berenang di kawasan wisata Pantai Panjang.
Korban bersama tujuh rekannya yang juga berstatus mahasiswa perguruan tinggi negeri itu berniat menghabiskan liburan akhir pekan di Kota Bengkulu.
"Kami langsung menuju laut dan berenang di pinggir," kata Frengki Panjaitan, rekan korban.
Menurut Frengki, ia dan tujuh temannya tidak mengetahui jika lokasi itu terlarang untuk aktivitas berenang.
Korban tenggelam kata dia, juga dapat berenang dengan baik, namun kuatnya ombak dan arus kencang menyeretnya ke laut.
"Tiba-tiba ada tiga gulungan ombak tinggi yang menghantam kami dan menyeret Fridolin," ungkapnya.
Sementara menurut seorang saksi mata, Yeni menuturkan bahwa delapan mahasiswa asal Palembang itu awalnya duduk di pinggir pantai dan menikmati makan siang.
"Sebenarnya sudah diperingatkan jangan berenang oleh penjual udang goreng, tapi mereka nekat," ujar Yeni.
Kawasan wisata Pantai Panjang memang terlarang untuk aktivitas berenang, sebab tingginya gelombang dan kuatnya arus.
Untuk aktivitas berenang, masyarakat dan wisatawan diarahkan ke Pantai Kualo sebab arus tidak terlalu kencang.