Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Penangkaran burung berkicau saat ini sudah menjadi peluang bisnis yang menggiurkan di Kota Bengkulu.
Yanto (37), misalnya, warga Jalan Meranti 4 Kelurahan Sawahlebar Baru, Kecamatan Ratuagung, Kota Bengkulu merupakan salah satu peternak atau penangkar burung berkicau.
“Awalnya dari hobi memelihara burung berkicau sekitar tahun 2009 yang lalu dan berkembang menjadi lahan bisnis yang baru dengan menernakkannya, “ kata dia.
Burung berkicau yang ia ternakan dari jenis murai batu, kacer, love bird dan dari beberapa jenis burung berkicau peminat yang paling banyak yakni murai batu.
Ia menjelaskan dibanding budidaya unggas lainnya, membudidayakan murai batu mempunyai beberapa kelebihan.
Dari sisi teknis pengelolaan, budidaya murai batu tidaklah rumit.
"Dengan teknik beternak yang jitu, modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar. Dengan sangkar berukuran 1x 1x 2 meter persegi sudah bisa," kata dia.
Penjodohan burung induk murai batu dilakukan selama dua bulan.
Setelah melakukan perkawinan dan bertelur, sekitar 13-15 hari telur menetas dan biarkan dipelihara oleh kedua induknya.
Beberapa pekan berikutnya, anakan tersebut sudah bisa dipasarkan karena ada pembeli yang ingin trotolan atau anakan yang baru tumbuh bulu atau bulu belum sempurna.
Harga burung hasil penangkaran tersebut pun bervariasi seperti jenis murai batu dijual Rp1.500.000-2000.000 per ekor, jenis kacer dijual Rp200.000-500.000 per ekor sedangkan love bird dijual Rp500.000-750.000 per ekor.
Selain menangkar burung, ia juga beternak jangkrik yang biasanya warga membeli 2-4 Kg per hari dengan keuntungan Rp200.000 dan Yanto pun mengaku dalam sebulan mampu meraup keuntungan berkisar Rp 2000.000 – 6000.000 dari bisnisnya beternak jangkrik tersebut. Belum lagi, hasil dari penangkaran burung berkicau. (ari/yoks)