Mukomuko (ANTARA) -
Sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Kamis, mendatangi beberapa rumah warga Desa Lubuk Sanai guna memastikan kebenaran laporan terkait dugaan beras bantuan pemerintah palsu atau beras plastik.
Beberapa ASN dari Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko dan Dinas Ketahanan Pangan menemui sejumlah warga yang melaporkan beras bantuan pemerintah yang mereka terima dari Bulog diduga palsu atau beras plastik.
"Kita jelaskan kepada warga terkait kekhawatiran mengkonsumsi beras bantuan dari Bulog ini, yang namanya beras dibentuk jadi bola memantul saat dilempar karena mengandung non-starch polysaccaharides (NSP) atau karbohidrat non-patinya tinggi," kata Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko Elxandi Utria Dharma di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan, kekhawatiran warga terkait keaslian beras bantuan pemerintah setelah mereka melihat informasi hoaks yang ada di media sosial terkait nasi yang dijadikan bola memantul ketika dilemparkan memantul.
Setelah mereka coba nasi dari beras bantuan pemerintah dibentuk menjadi bola dan memantul saat dilempar ternyata hampir mirip dengan informasi hoak yang beredar.
Ia menjelaskan, setiap beras itu memiliki jenis dan varietas yang berbeda, beras bantuan pemerintah itu biasa digunakan untuk diet, dan kualitasnya bagus.
"Beras yang dihasilkan oleh petani di daerah ini berbeda dengan beras dihasilkan Bulog. Beras dari daerah ini pulen," ujarnya.
Ia mengatakan, selain pihaknya, Dinas Sosial menindaklanjuti laporan itu karena mereka membantu mengawal pembagian beras bantuan pemerintah dan data penerima juga dari dinas tersebut.
Terkait dengan kekhawatiran warga tersebut, ia mengatakan tindakan warga tersebut bagus dan dianggap warga cerdas karena mereka tidak memviralnya temuannya tetapi mereka mempertanyakan kepada desa dan petugas sosial.
Kemudian desa dan petugas yang menyampaikan kepada dinas terkait kekhawatiran warga soal beras bantuan pemerintah.
Ia menjelaskan, bahwa beras yang dihasilkan oleh pemerintah melalui pabrik pengolahan pemerintah, dan beras yang disalurkan kepada warga tersebut melalui uji laboratorium.
"Itu yang kita jelaskan dan warga mengerti dan kita coba dan memang beras bukan beras plastik itu beras asli yang bisa dikonsumsi dan aman dikonsumsi," demikian Elxandi.*