Mukomuko (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengerahkan segenap sumber daya yang dimiliki untuk membantu warga korban banjir bandang akibat meluapnya sungai di daerah ini.
Tiga organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah daerah setempat dikerahkan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana alam ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum untuk makan warga yang menjadi korban banjir.
Dinas Sosial menyiapkan logistik berupa tenda, selimut, serta berbagai bahan pokok dan makanan siap saji untuk warga yang menjadi korban bencana alam.
Adapun Dinas Ketahanan Pangan menyediakan beras untuk memenuhi kebutuhan para korban banjir. Bantuan logistik bencana alam ini untuk 332 keluarga yang tersebar di sembilan desa dengan 22 keluarga di Desa Semundam, 95 keluarga di Desa Air Buluh, 74 keluarga di Desa Pulau Makmur, 36 keluarga di Desa Pulau Baru.
Kemudian sebanyak 33 keluarga di Desa Pondok Kopi, tujuh keluarga di Desa Pasar Ipuh, lima keluarga di Desa Dusun Pulau, 38 keluarga di Desa Talang Rio, dan 12 keluarga di Desa Air Rami.
Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Mukomuko telah menyalurkan bantuan beras sebanyak 1,5 ton kepada warga korban banjir. Selain memberikan bantuan beras termasuk mi instan, warga juga mendapat bantuan sarden dan air mineral.
Pemerintah setempat menggunakan dana sebesar Rp200 juta yang bersumber dari anggaran belanja tidak terduga (BTT). Dari anggaran sebesar itu, paling banyak digunakan untuk memberi bantuan sandang dan pangan.
Tanggap Darurat
Pemerintah Kabupaten Mukomuko telah menetapkan status tanggap darurat setelah terjadi bencana banjir melanda beberapa hari lalu.
Pemerintah setempat membuat surat pernyataan darurat bencana banjir setelah bencana yang merendam sebanyak 332 rumah warga di sembilan desa di daerah ini sejak Senin (28/8) malam sampai Selasa terendam banjir akibat luapan sungai di daerah ini.
Kondisi darurat banjir ini selama 3 hari, kalau terjadi banjir lagi bisa ditambah selama 14 hari, kemudian baru pascabencana untuk menghitung kerugian akibat banjir.
Dalam penanganan darurat banjir, biasanya yang disiapkan logistik dulu, jika ada fasilitas umum yang rusak, seperti jalan dan jembatan, maka diupayakan perbaikan.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik setempat Jumaidi menyatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Sosial agar berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan guna mengetahui stok beras untuk korban banjir.
Saat ini Pemkab Mukomuko sedang melakukan kajian cepat dengan tim yang ada di wilayah terdampak banjir, seperti di Kecamatan Ipuh untuk menanyakan apa saja kebutuhannya.
Sejauh ini terlihat bawah upaya-upaya dari pengungsi yang dilakukan secara pribadi atau secara keluarga sudah berjalan dengan baik. Mereka mengungsi di tempat-tempat yang aman kemudian ada juga di tempat-tempat keluarga.
Berdasarkan prakiraan cuaca, hujan diperkirakan masih melanda daerah ini sampai dengan tanggal 3 September 2022 sehingga warga setempat diminta tetap waspada.
Semua OPD juga diminta tetap bersiaga untuk mengantisipasi terjadinya hujan lebat yang bisa memicu meluapnya air sungai sehingga menggenangi permukiman warga.
Banjir yang melanda wilayah ini selain menggenangi ratusan rumah warga juga merendam tempat pelelangan ikan (TPI) di Desa Pulau Makmur
Bencana alam itu juga menyebabkan dua perahu nelayan hanyut, dua unit alat tangkap ikan rusak, dua perahu rusak berat, dan satu perahu rusak sedang.
Akibat lebih jauh, banjir juga merendam Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Barat di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh.
Tidak menyangka
Warga di Desa Talang Rio, Kabupaten Mukomuko, tidak menyangka hujan dengan intensitas ringan yang mengguyur wilayahnya bisa menyebabkan banjir bandang bahkan terparah dibandingkan dengan banjir beberapa tahun sebelumnya.
Warga yang bermukim di wilayah sejauh 120 kilometer dari ibu kota kabupaten tersebut menganggap hujan yang mengguyur wilayahnya itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan dampaknya.
Karena anggapan tersebut sehingga warga tidak siaga dalam menghadapi banjir besar yang berasal dari hulu Sungai Air Rami di wilayah tersebut.
Karena tidak siaga maka banyak warga di wilayah ini kehilangan perabot rumah, bahkan ada dua rumah warga yang hanyut dibawa banjir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, sebanyak 38 rumah warga di Desa Talang Rio yang terendam banjir.
Meskipun "hanya" sebanyak 38 rumah warga di wilayah ini yang terendam banjir, sebagian dari rumah yang tidak terendam banjir juga kehilangan perabot.
Berdasarkan data dari Pemerintah Desa Talang Rio, tercatat dua rumah beserta perabot dan isinya hanyut, kemudian 26 keluarga warga setempat yang kehilangan perabot rumah tangga dan hewan ternak.
Lalu sebanyak 24 pondok kebun milik 24 keluarga warga di wilayah ini rusak dan hanyut dibawa arus banjir yang menerjang wilayah ini.
Kepala Desa Talang Rio, Kecamatan Air Rami, Hermalis menduga penyebab banjir di wilayah ini ada hubungannya dengan aktivitas sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan replanting atau peremajaan tanaman kelapa sawit.
"Hulu Sungai Air Rami itu dekat perusahaan yang sedang replanting. Mungkin curah hujan terlalu tinggi di hulu sungai menyebabkan air tidak meresap lagi dan langsung hanyut ke wilayah ini," ujarnya.
Padahal pada saat kejadian itu, curah hujan di desa ini tidak seberapa, tetapi banyak warga yang kehilangan perabot dan alat rumah tangga bahkan rumah juga ikut terhanyut.
Selama tahun 2022, desa ini baru satu kali dilanda banjir, dan banjir yang melanda kali ini yang terparah dibandingkan beberapa tahun yang lalu hanya hanya sedalam 1 meter.
Banjir besar pernah melanda wilayah ini pada tahun 1989, pada saat korporasi tersebut mulai melakukan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit.
Setelah direndam banjir, situasi dan kondisi di wilayah ini sudah aman, warga juga mulai membersihkan rumah dan lingkungan dari sisa material banjir.
Keberadaan dapur umum yang dibangun pemerintah desa beberapa waktu lalu sangat membantu ketika wilayah ini dilanda banjir.
Kesigapan Pemkab Mukomuko menyalurkan bantuan pangan, minuman, sandang, dan obat-obatan juga dirasakan warga korban banjir.