Masyarakat di Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tidak menyangka jalan sepanjang 19 kilometer yang dulunya tanah kuning dan berbukit, kini berubah menjadi jalan aspal yang mulus.
Akses jalan sepanjang belasan kilometer di wilayah Kecamatan Malin Deman tersebut dibangun menggunakan dana pembangunan daerah.
Sebelum kecamatan yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.259 jiwa yang terdiri atas laki-laki 3.829 orang dan perempuan 3.430 orang itu mendapatkan dana inpres untuk pembangunan jalan, sejumlah desa di wilayah ini sulit dijangkau karena terpencil.
Baca juga: Bawaslu Mukomuko minta kepastian anggaran Pilkada 2024
Kini, sejumlah wilayah terpencil di Kecamatan Malin Deman, termasuk Satuan Permukiman (SP) 8 Desa Gajah Makmur, mudah dijangkau kendaraan roda dua dan empat.
Tokoh masyarakat Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, Nursalim, mengatakan, bagi masyarakat setempat, pembangunan jalan aspal di wilayah ini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan karena selama 16 tahun mereka berjuang, namun baru kini bisa terwujud.
"Selama 16 tahun kami merencanakan pembangunan untuk jalan ini, baru sekarang terealisasi. Sampai hari ini rasanya kami masih mimpi, padahal sudah sering lewat jalan hotmix ini," katanya.
Begitu juga dengan masyarakat yang lain, jalan aspal ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Sebab, ketika ditanyakan kepada camat dan bupati, selalu mendapat jawaban sama bahwa anggaran kabupaten tidak cukup untuk membangun jalan.
Baca juga: Terancam batal! Pembangunan bangsal pascapanen hortikultura Mukomuko
Akses jalan sepanjang belasan kilometer di wilayah Kecamatan Malin Deman tersebut dibangun menggunakan dana pembangunan daerah.
Sebelum kecamatan yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.259 jiwa yang terdiri atas laki-laki 3.829 orang dan perempuan 3.430 orang itu mendapatkan dana inpres untuk pembangunan jalan, sejumlah desa di wilayah ini sulit dijangkau karena terpencil.
Baca juga: Bawaslu Mukomuko minta kepastian anggaran Pilkada 2024
Kini, sejumlah wilayah terpencil di Kecamatan Malin Deman, termasuk Satuan Permukiman (SP) 8 Desa Gajah Makmur, mudah dijangkau kendaraan roda dua dan empat.
Tokoh masyarakat Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, Nursalim, mengatakan, bagi masyarakat setempat, pembangunan jalan aspal di wilayah ini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan karena selama 16 tahun mereka berjuang, namun baru kini bisa terwujud.
"Selama 16 tahun kami merencanakan pembangunan untuk jalan ini, baru sekarang terealisasi. Sampai hari ini rasanya kami masih mimpi, padahal sudah sering lewat jalan hotmix ini," katanya.
Begitu juga dengan masyarakat yang lain, jalan aspal ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Sebab, ketika ditanyakan kepada camat dan bupati, selalu mendapat jawaban sama bahwa anggaran kabupaten tidak cukup untuk membangun jalan.
Baca juga: Terancam batal! Pembangunan bangsal pascapanen hortikultura Mukomuko
Akan tetapi, berkat upaya sungguh-sungguh Bupati Mukomuko, Sapuan, akhirnya mampu membawa program Pemerintah Pusat dalam membangun jalan di desa ini.
Dengan adanya jalan aspal baru sepanjang belasan kilometer tersebut, sejumlah desa sulit dijangkau atau terpencil di Kecamatan Malin Deman, kini tidak lagi terpencil.
Dengan adanya jalan aspal baru sepanjang belasan kilometer tersebut, sejumlah desa sulit dijangkau atau terpencil di Kecamatan Malin Deman, kini tidak lagi terpencil.
Bahkan, sekarang ini masyarakat dari dan luar wilayah ini tidak takut lagi jatuh saat melewati jalan tersebut atau terpaksa menginap di dalam wilayah tersebut ketika hujan.
Atas pembangunan jalan hotmix di wilayah tersebut, masyarakat Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, menggelar syukuran karena penantiannya untuk memiliki jalan aspal mulus dapat terwujud.
"Acara syukuran ini adalah hajat masyarakat Desa Gajah Makmur atas pembangunan jalan di desa ini. Masyarakat bersyukur karena Pak Bupati membawa program Pemerintah Pusat di desa ini," kata Kepala Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, Gutomo.
Baca juga: Pemkab Mukomuko terapkan disiplin ASN
Masyarakat secara swadaya mengadakan syukuran dengan memotong satu sapi dan membuat berbagai jenis masakan khas desa.
"Acara syukuran ini adalah hajat masyarakat Desa Gajah Makmur atas pembangunan jalan di desa ini. Masyarakat bersyukur karena Pak Bupati membawa program Pemerintah Pusat di desa ini," kata Kepala Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman, Gutomo.
Baca juga: Pemkab Mukomuko terapkan disiplin ASN
Masyarakat secara swadaya mengadakan syukuran dengan memotong satu sapi dan membuat berbagai jenis masakan khas desa.
Selama ini pemerintah desa dan pemdes lain di Kecamatan Malin Deman setiap tahun mengusulkan pembangunan jalan ini di musyawarah rencana pembangunan desa hingga kabupaten, namun tidak pernah terealisasi karena anggaran pemda untuk pembangunan jalan ini terbatas.
Namun, Bupati Mukomuko tanpa anggaran dari APBD bisa membawa program Pemerintah Pusat untuk membangun jalan ini.
Bupati Mukomuko Sapuan mengatakan bahwa membangun jalan untuk masyarakat adalah tugasnya sebagai kepala pemerintah kabupaten untuk memperjuangkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Apa yang disampaikan oleh masyarakat bahwa selama 16 tahun penantian tetapi tidak dapat, mungkin karena anggaran daerah ini memang sangat terbatas," ujarnya.
Namun, berkat kerja keras semua unsur di pemerintah kabupaten, akhirnya pembangunan jalan bisa terealisasi. Bupati memperjuangkan pengadaan sarana prasarana, seperti jembatan dan jalan. Dengan APBD yang terbatas, bupati melakukan terobosan, karena sebagai pimpinan, ia tidak bisa hanya duduk di kantor.
Baca juga: Legislator di Mukomuko minta jembatan ambruk segera dibangun
Baca juga: Legislator di Mukomuko minta jembatan ambruk segera dibangun
"Kalau kita duduk manis di kursi dan berpangku tangan, jangan bermimpi daerah kita akan ada pembangunan," katanya.
Sudah menjadi tugas sebagai kepala daerah untuk mencari cara demi memastikan semua program bisa dapat terwujud di daerah ini, termasuk menggalang dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat.
Menurut dia, masyarakat agak kesulitan bisa merasakan pembangunan secepat ini bila hanya dikerjakan sendiri oleh daerah. Karena itu, perlu dukungan Pemerintah Pusat dan pemprov. Apalagi masa tugas Bupati Sapuan tidak utuh 5 tahun.
Selain Kecamatan Malin Deman, Pemerintah juga menggunakan dana inpres tahun 2023 untuk membangun jalan sepanjang 9 kilometer di Satuan Permukiman (SP) 2 dan SP 4 Kecamatan Penarik.
Baca juga: Kapolres Mukomuko periksa kendaraan dinas jelang Pilkada 2024
Baca juga: Kapolres Mukomuko periksa kendaraan dinas jelang Pilkada 2024
Bahkan, masa penantian masyarakat di daerah itu untuk mendapatkan jalan yang layak malah lebih lama lagi, yakni harus menunggu selama 25 tahun hingga akhirnya sekarang terwujud.
Dulu, banyak wilayah di Kabupaten Mukomuko kondisi jalannya sangat ekstrem sehingga biaya transportasinya besar, apalagi bila hujan, hasil perkebunan sawit tidak bisa keluar. Namun, saat ini biaya sudah bisa ditekan karena kondisi jalan sudah bagus.
Pemerintah juga menggunakan dana inpres untuk membangun jalan aspal hotmix sepanjang 17 kilometer dari Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko menuju Kecamatan Teras Terunjam.
"Artinya, tidak ada yang tidak mungkin yang tidak dilaksanakan sepanjang kita mampu bekerja sama dan bahu-membahu membangun sehingga apa yang dikerjakan pemerintah daerah ini membuahkan hasil," ujar Sapuan.
Baca juga: Aset terbengkalai! Sekda Mukomuko panggil Kadis LH
Selain itu, masyarakat di Kecamatan Malin Deman ini juga lebih dekat menjangkau sarana kesehatan karena sebentar lagi di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh, berdiri rumah sakit pratama.
Dulu, kalau ada warga masyarakat sakit, jika pasien tidak bisa ditangani di puskesmas, mereka harus dibawa ke rumah sakit di Mukomuko dengan waktu tempuh 3,5--4 jam, namun sekarang tidak sampai 1 jam.
Menggerakkan perekonomian desa
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah mengatakan daerah ini dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu dijadwalkan melakukan penandatanganan serah terima jalan pada Juni 2024.
"Kami sudah jadwalkan serah terima bulan Juni, antara BPJN Bengkulu dan pemda, selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan oleh pemerintah daerah," katanya.
Baca juga: Aset terbengkalai! Sekda Mukomuko panggil Kadis LH
Selain itu, masyarakat di Kecamatan Malin Deman ini juga lebih dekat menjangkau sarana kesehatan karena sebentar lagi di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh, berdiri rumah sakit pratama.
Dulu, kalau ada warga masyarakat sakit, jika pasien tidak bisa ditangani di puskesmas, mereka harus dibawa ke rumah sakit di Mukomuko dengan waktu tempuh 3,5--4 jam, namun sekarang tidak sampai 1 jam.
Menggerakkan perekonomian desa
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah mengatakan daerah ini dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bengkulu dijadwalkan melakukan penandatanganan serah terima jalan pada Juni 2024.
"Kami sudah jadwalkan serah terima bulan Juni, antara BPJN Bengkulu dan pemda, selanjutnya akan dilakukan pemeliharaan oleh pemerintah daerah," katanya.
Nilai pembangunan jalan yang diserahterimakan tersebut menggunakan dana inpres sebesar Rp126 miliar.
Dari dana inpres sebesar Rp126 miliar tersebut, sebesar Rp23 miliar untuk pembangunan jalan penghubung Desa Suka Maju dengan Desa Bukit Makmur Kecamatan Penarik sepanjang 8 kilometer.
Baca juga: PLN tak berani narik PPJ, Mukomuko kehilangan pendapatan Rp5 miliar
Baca juga: PLN tak berani narik PPJ, Mukomuko kehilangan pendapatan Rp5 miliar
Kemudian dana inpres sebesar Rp59 miliar untuk pembangunan jalan hotmix mulai dari simpang di Desa Talang Medan menuju Desa Gajah Makmur Kecamatan Malin Deman sepanjang 17 kilometer.
Lalu sebesar Rp44 miliar untuk pembangunan jalan provinsi mulai dari Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko menuju Kecamatan Teras Terunjam sepanjang 12 kilometer.
Lalu sebesar Rp44 miliar untuk pembangunan jalan provinsi mulai dari Desa Tanah Rekah, Kecamatan Kota Mukomuko menuju Kecamatan Teras Terunjam sepanjang 12 kilometer.
Setelah penyerahan aset jalan tersebut, maka pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran pemeliharaan jalan tersebut.
Selama puluhan tahun, sejumlah desa yang belum tersentuh aspal, sangat sulit dilalui kendaraan dan rutenya pun panjang.
Baca juga: Mukomuko minta pemdes jaga netralitas pada Pilkada 2024
Baca juga: Mukomuko minta pemdes jaga netralitas pada Pilkada 2024
Kondisi tanah yang berbukit, membuat jalan ini sulit dilewati. Sebelum jalan diaspal, jangankan mobil biasa, mobil berpenggerak roda 4x4 juga susah melaluinya.
"Masyarakat di dalamnya ini boleh dikatakan nyaris terisolasi, sangat susah keluar sehingga pasokan bahan makanan tersendat dan untuk mengeluarkan hasil panen kelapa sawit sangat sulit," ujarnya.
Bahkan, biaya angkutan sampai Rp500 per kilogram sehingga petani tidak dapat hasil maksimal karena hasil penjualan hasil pertanian mereka tersedot untuk biaya angkutan.
Namun, sekarang ini truk sudah sampai ke lokasi karena jalan sudah mulus sehingga biaya angkut ditekan menjadi Rp300 per kg dan tidak lagi mengeluarkan biaya lansir.
Pembangunan jalan tersebut bukan saja telah membuka sekat-sekat antarwilayah, lebih dari itu juga mampu menggerakkan perekonomian desa sehingga warga desa menikmati lebih banyak tetesan kesejahteraan.
Editor: Achmad Zaenal M