Mukomuko (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, membentuk Rabies Center di semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) pada 2025 untuk menanggulangi kasus gigitan hewan penular rabies di daerah ini secara cepat dan tepat.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo, di Mukomuko, Senin, mengatakan saat ini sudah ada delapan Rabies Center di delapan dari 17 puskesmas di daerah ini.
"Tahun depan, semua puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini menjadi Rabies Center," katanya.
Baca juga: 53 KUB nelayan Mukomuko terima bantuan perikanan
Ia menyebutkan, delapan puskesmas yang menjadi Rabies Center, yakni Puskesmas Ipuh, Pondok Suguh, Bantal, Penarik, Lubuk Pinang, Kota Mukomuko, Selagan Raya, dan Teras Terunjam.
Pembentukan Rabies Center di semua puskesmas wilayah ini, kata dia, bertujuan untuk mengatasi keterlambatan dalam penanganan pasien untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR).
"Kalau pasien gigitan hewan penular rabies terlambat mendapat VAR, yang ditakutkan penyakit rabies ini dapat merusak susunan saraf pusat dan menyebabkan kematian," ujarnya.
Setelah pembentukan Rabies Center di puskesmas di wilayah ini, kata dia, puskesmas tersebut dilengkapi dengan sarana prasarana dan disediakan VAR.
Baca juga: Jelang tahun baru 2025, harga bahan bawang di Mukomuko melonjak tajam
Ia mengatakan, pembentukan Rabies Center di semua puskesmas karena sudah ada petugas kesehatan khusus yang memiliki keahlian setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan petugas kesehatan lain.
Kemudian, petugas kesehatan ini rutin mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan penanganan rabies di luar daerah ini.
Sementara itu, jumlah kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera di daerah ini bertambah menjadi 101 orang, dari sebelumnya 92 orang.
"Sebanyak 101 kasus gigitan HPR tersebut terhitung sejak bulan Januari hingga November 2024," katanya.
Baca juga: Warga Mukomuko amankan pelaku pembacok dua orang hingga tewas
Dari 101 pasien gigitan HPR tersebut, kata dia, yang paling banyak terjadi pada Januari 2024 yakni 16 pasien, kemudian Februari 12 pasien, Maret 13 pasien, April 10 pasien, Mei tiga pasien, Juni delapan pasien.
Kemudian selama tiga bulan berturut-turut yakni Juli, Agustus, dan September, masing-masing tujuh pasien. Selanjutnya Oktober dan November masing-masing sembilan kasus.
"Untuk mencegah penularan penyakit rabies, Dinkes menyiapkan 192 vial vaksin antirabies bagi warga yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies," ujarnya.