BPBD DKI Jakarta telah menyusun potensi gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.
BPBD DKI Jakarta memetakan wilayah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah pada Oktober 2023 adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Wilayah Jakarta Selatan yang berpotensi longsor berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
Baca juga: Melawan kekerasan terhadap jurnalis perempuan
Kemudian Jakarta Timur meliputi wilayah Cipayung, Kramat Jati, dan Pasar Rebo.
Sebagian wilayah yang berpotensi longsor tersebut berada di zona menengah dan zona tinggi. Zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Sementara pada zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Karena itu, BPBD DKI Jakarta mengimbau lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.
Khususnya bagi yang tinggal berbatasan pada sekitaran sungai atau yang berada di lereng. Peringatan dini ini rutin diinformasikan setiap bulan kepada masyarakat berdasar sumber dari PVMBG.
BPBD DKI Jakarta sudah menerapkan beragam teknologi terkini untuk mengantisipasi dan menangani bencana di Ibu Kota, dengan mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Kebencanaan (SIMBA), yang sudah digunakan di semua tim reaksi cepat (TRC).
Baca juga: Melestarikan tulisan tangan saat teknologi menawarkan kemudahan
Meski begitu, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga meminta bahwa BPBD DKI Jakarta harus lebih proaktif dalam menyebarkan informasi lokasi titik-titik rawan pergerakan tanah dan longsor di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Hal itu penting untuk memberikan wawasan kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang rentan. Selain itu, BPBD juga dapat merekomendasikan studi kelayakan lokasi-lokasi yang rawan terkait revitalisasi untuk rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR). Jika lokasi tersebut terlalu berisiko, relokasi ke rusunawa terdekat menjadi opsi terakhir.
Tidak hanya dalam hal peringatan dan mitigasi bencana, BPBD DKI Jakarta juga terlibat dalam pendampingan masyarakat yang terdampak oleh longsor atau gerakan tanah serta ancaman longsor. Upaya ini bertujuan untuk menghindari kerusakan bangunan dan kerugian jiwa manusia.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur merespons ancaman pergerakan tanah dengan membuat bronjong atau anyaman dari kawat untuk wadah bebatuan sebagai penahan longsor di beberapa lokasi yang berpotensi terjadi longsor saat musim hujan.
Banyaknya warga yang tinggal di bantaran kali, seperti Kali Sunter, Kali Cipinang, dan Kali Ciliwung yang tinggi dan curam sangat bepotensi terjadi banjir dan longsor saat musim hujan.
Ubtuk tujuh kali yang melintasi Jakarta Timur, pemkot berkoordinasi dengan Sudin Bina Marga, Sudin SDA dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk mengantisipasi longsor.
Baca juga: Mencari sosok cawapres alternatif perempuan di Pilpres 2024
Pemkot Jakarta Timur juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat perihal antisipasi ketika terjadi longsor. Seperti mengevakuasi warga hingga memastikan pasokan logistik.
Belajar dari peristiwa yang pernah terjadi Pemerintah Kecamatan Jagakarsa terus melakukan pemetaan terhadap wilayah yang berpotensi terjadi tanah longsor.
Wilayah Jagakarsa sering terjadi potensi longsor karena struktur wilayah yang banyak naik dan turun. Kemudian banyak permukiman yang berada di struktur atas dan bawah itu dan dekat dengan aliran Sungai Ciliwung.
Menurut data Sudin SDA juga banyak di Jakarta Selatan yang masih menggunakan air tanah sehingga juga dapat berdampak pada penurunan muka tanah. Hari demi hari terjadi pergeseran dengan dampak panjang akibat air tanah itu.
Eksploitasi air tanah
Bukan sebuah kebetulan kalau ancaman tanah longsor itu terjadi. Salah satu ancaman tanah longsor akibat pergerakan muka tanah saat ini menjadi perhatian serius Dinas Sumber Daya Air (Dinas SDA) Provinsi DKI Jakarta.